Kamis, 20 Desember 2012

Wayang garing



wayang garing memiliki makna tanpa musik dan tarian. Wayang ini berkelas sederhana karena tidak adanya kedua unsur tersebut. Namun, Wayang ini tetap menjadi bahan tontonan pertunjukkan seni di tempat terpencil daerah desa Mendayung, Propinsi Banten.

Menurut sejarah, Senan Kalijaga abad ke-17 islam berusaha untuk menciptakan pertunjukan wayang ini sudah dirintis sejak masa Sultan Ageng Tirtayasa. Ide pembentukan seni pertunjukan Wayang Garing bertujuan untuk menceritakan tentang perjalanan sultan-sultan di Banten serta cerita tentang babad Banten, agar sejarah mengenai Banten tetap dikenang oleh masyarakat.
Tokoh dalam memperagakkan wayang adalah Kajali, salah satu penduduk yang masih menghargai kebudayaan islam terdahulu dan mengembangkan kemampuan seni dibidang wayang garing ini.

Selain tema yang menceritakan perjalanan sultan-sultan Banten dan babad Banten, juga dikembangkan tema-tema lain yang dikutip dari kisah-kisah dalam Mahabarata, Ramayana, dan Lokapala. Dengan demikian, cerita yang dipentaskan dalam Wayang Garing tidak hanya bernilai sejarah tetapi juga bernilai hiburan.

Keunikan dari wayang garing yaitu lebih simpel daripada wayang pada umumnya seperti wayang kulit. Wayang disini memiliki keberagaman bentuk dan rupanya dengan 100 macam cerita. Selain itu, terkadang musik yang digunakan hanya satu jenis musik saja.  

Pesan yang didapat dari peranan wayang ini pertama, hidup itu harus sederhana karena kesederhanaan dapat membuktikan rasa kebersyukuran kita terhadap Tuhan. Kedua, bentuk penghargaan yang dilakukan Kajali menggambarkan bahwasanya kita sebagai manusia yang hidup di era zaman modern seharusnya tetap melestarikan kebudayaan lama yang sudah turun temurun. Begitu dengan kecanggihan teknologi membuat kita lupa diri akan bentuk penghargaan kepada budaya tersendiri. Ketiga, Perjuangan seorang dalang wayang selaku penghibur orang lain harus diakui dengan bentuk apresiasi kita terhadap dalangnya itu guna agar dalang tersebut lebih bersemangat untuk tetap melestarikan budaya itu dan menyebarkan benih-benih baru untuk melanjutkan generasinya agar tetap terpatri pada kebudayaan terdahulu.   


0 komentar:

Posting Komentar